Digital Nomad & Time Management

Ketika bekerja dalam suatu perusahaan sistem waktu kerja sudah diatur bahkan dengan ketat. Jam datang, jam istirahat, jam pulang dan jadwal meeting  seminggu bahkan sebulan ke depan sudah ditentukan bahkan sudah ada remindernya. Otak kita sudah terbiasa dan secara otomatis menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Dipaksa untuk disiplin  dan pada akhirnya akan terbentuk sikap yang selalu mengikuti hal tersebut. Berbeda dengan ketika kita bekerja sendiri apalagi ketika memutuskan bekerja sambil traveling. Sudah tidak ada lagi jam masuk kantor, tidak ada lagi aturan yang mengikat dengan waktu bagaimana seorang pekerja bersikap dan tetap disiplin.

Bekerja di  kantor kadang kita juga menunda pekerjaan namun ada sistem yang selalu membuat kita mau tidak mau harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ada atasan yang mengingatkan bahkan bisa marah, ada deadline klien, ada sistem punishment dari   kantor, dimarahin bos, gaji dipotong, fasilitas dikurangi bahkan bisa dipecat. Bekerja sendiri dan berpindah-pindah tempat  tidaklah mudah mengatur waktu kecuali mendisplinkan diri sendiri. Begitu banyak gangguan dari luar, apalagi jika berada di tempat-tempat yang indah dan bertemu teman-teman baru. Dipastikan ada keinginan untuk menikmati  hal-hal baru tersebut namun semua itu memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Terkadang ngobrol lama sampai lupa waktu, lebih banyak  menghabiskan waktu dijalan dan lebih bebas, berbeda dengan ketika bekerja dengan kantor, dimana waktu ngobrol harus dibatasi karena harus buru-buru balik ke kantor  dan harus dengan cermat menghitung waktu perjalanan jangan sampai terlambat tiba di kantor atau klien. Waktu tidur dan bangun tidur pun sangat diatur supaya  tidak terlambat dan supaya bisa menjalankan semuanya dengan baik.

Kelebihan bekerja sendiri yaitu  kerja tanpa aturan kantor lagi , dapat mengatur waktu sendiri dan dapat bekerja kapan saja, sedikit lebih bebas dalam hal waktu. Paling penting adalah kedisiplinan diri sendiri. Ketika sudah punya klien sendiri maka deadline klien bisa juga memaksa untuk menjadi disiplin  namun jika tidak ada deadline maka buatlah deadline diri sendiri. Jangan sampai kelebihan bekerja di luar kantor ini malah menjadikan pekerjaan jadi berantakan.

Buat deadline pekerjaan setiap hari untuk mengembangkan usaha atau pekerjaan dan tentunya supaya pekerjaan mendatangkan hasil dan tidak sia-sia.

Supaya ada hasilnya  buat schedule setiap minggu,  salah satu contohnya time schedule untuk pekerjaan pribadi yang saya pakai ini  dan bisa berubah-ubah setiap minggu atau setiap bulan tergantung dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan.  Lebih fleksibel untuk diri sendiri namun juga tetap disiplin dan menghasilkan sesuatu.

Berikut contohnya:

Senin..sediakan waktu untuk update konten blog (3-4 jam) link kan ke website buat schedule sampai 2 bulan ke depan

Selasa ..sediakan waktu untuk update konten  website ( 4 jam), buat schedule untuk ditayangkan sampai 2 bulan ke depan, belajar mengenai website dan analisa website

Rabu..buat design untuk semua website, blog, social media facebook page, facebook group dan instagram ( 4 jam)

Kamis..sediakan waktu untuk mengajar ( 6 jam)

Jumat..sediakan waktu untuk  promo, networking dan mencari peluang ( 8 jam)

Sabtu..sediakan waktu untuk social media dan schedulekan untuk seminggu atau dua minggu ke depan ( 3 jam)

Minggu..sediakan waktu untuk lebih evaluasi ( 3 jam)

Total sekitar 32 jam atau 4 hari  kerja waktu kantor dan  sifatnya fleksibel jika ada hal yang lebih penting.

Semua pengaturan waktu di atas contoh untuk mengatur waktu mengembangkan usaha dan diri di digital melalui asset digital yang dimiliki.

Sepanjang hari  yang sudah dischedule tersebut di atas,  jam-jam lainnya tentunya bisa diatur untuk hal-hal lain yang penting seperti  ibadah, mengerjakan pekerjaan klien,  keluarga, menulis buku, event, hobby dll.

Dengan bergerak setiap hari dan tidak menyia-nyiakan waktu, percaya maka akan terlihat hasilnya…

By Vika17

 

 

 

Pos Sebelumnya
Digital Nomad & Female’s Safety
Pos Berikutnya
Interview with Loet Konings – Digital for All Generations

Talent Development Solutions

Blog